Jiwa hambar, hati kekeringan, hidup sulit dan sukar, resah, gelisah, payah. Aduh.. apa sudah jadi dengan diriku? Padahal aku ikut usrah. Aku hadiri program.. Aku mendengar tazkirah... Aku membaca buku-buku ilmiah... Mengapa seperti itu?
Ya Allah, bantulah hambaMu dalam merasakan nikmatnya taat kepadaMu. Keluarkan diriku dari rasa jauh dariMu. Tunjukkan padaku apa yang harus ku lakukan. Ya Allahhhh......
Pernah menghadapi situasi seperti di atas? Ibadah tidak terasa kenikmatan, ukhuwah terasa kehilangan. Hidup dirundung kesedihan, kegelisahan dan kesempitan. Kadang manusia lupa dan sering bergantung harap kepada orang lain dalam menjaga imannya, dalam memerhatikan ibadahnya. Sering menyalahkan orang lain memberi pelabagai alasan. Naqib usrah yang tidak memberi taujih, sahabat yang yang tidak memberi nasihat, kesibukan dunia yang melelahkan, kekurangan kewangan dan sebagainya.
Sedarlah wahai saudaraku sekalian. Di padang masyar kelak hisab itu bersifat individual. Setiap orang akan dipertanggungjawabkan atas perbuatannya sekalipun ia menuduh orang lain menjadi penyebab kesesatan dan penyimpangannya. Tiada alasan yang akan diterima Allah atas kelalaian dan kecuaian kita.
"Dan setiap mereka datang kepada Allah pada Hari Kiamat dengan sendiri-sendiri" (Maryam 19: 95)
"orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan orang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah"
(HR At-Tarmidzi)